Teknologi Bangunan Hemat Energi dan Ramah Lingkungan

Rabu, 24 Desember 2008.
Salah satu pemberikan solusi terhadap isu pemanasan global adalah memadukan bangunan (rumah, gedung) yang hemat energi dan ramah lingkungan. Pembangunan bangunan yang hemat energi dan ramah lingkungan harus murah, mudah, dan berdampak luas. hal ini dapat dilakukan dengan pengembangan kota hijau (green city), properti hijau (green property), bangunan hijau (green building), kantor/sekolah hijau (green school/office), hingga pemakaian produk hijau (green product). Persentasi bangunan hijau juga haruslah mensyaratkan layout desain bangunan (10 persen), konsumsi dan pengelolaan air bersih (10 persen), pemenuhan energi listrik (30 persen), bahan bangunan (15 persen), kualitas udara dalam (20 persen), dan terobosan inovasi (teknologi, operasional) sebesar 15 persen.

Kemudian Skala bangunan dan proporsi ruang terbuka juga harus memerhatikan koefisien dasar bangunan (KDB) dan koefisien dasar hijau (KDH) yang berkisar 40-70 persen ruang terbangun berbanding 30-60 persen untuk ruang hijau. Atap-atap bangunan dikembangkan menjadi taman atap (roof garden) dan dinding dijalari tanaman rambat (green wall) agar suhu udara di luar dan dalam turun, pencemaran berkurang, dan ruang hijau bertambah. Selain itu ruang dalam bangunan diisi tanaman pot. Ruang hijau diolah menjadi kebun sayuran dan apotek hidup serta ditanami pohon buah-buahan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Idealnya, air hujan bisa diserap ke dalam tanah sebesar 30 persen.

Untuk mengurangi masalah tentang pemakaian air (reduce), penggunaan air haruslah untuk berbagai keperluan sekaligus (reuse), mendaur ulang buangan air bersih (recycle), dan mengisi kembali air tanah (recharge) dengan sumur resapan air (1 x 1 x 2 meter) atau lubang resapan biopori (10 sentimeter x 1 meter). Adapun juga cara mengolah budaya sampah yaitu bangunan harus menyediakan tempat pengolahan sampah mandiri sejak dari sumbernya.

Komentar:

Posting Komentar

 
AyoBaca ! © Copyright 2010 | Design By DwiKaendji |