0

Lenovo Ciptakan ThinkVision Ramah Lingkungan

Kamis, 25 Desember 2008.

Pembuat PC Lenovo telah merilis sebuah series dari monitor komputer, yang dapat membantu user untuk menyimpan energi yang banyak dan menghemat banyak biaya. Monitor ThinkVision L1700p, L1940 Wide, L1940p Wide, L2240p Wide, L2440p Wide, dan L2440x Wide memiliki fitur teknologi ramah lingkungan yang menghemat energi dari 30 persen menjadi 60 persen, bila dibandingkan monitor Lenovo sebelumnya.

Monitor ThinkVision L2440x Wide menawarkan display halogen rendah yang menggunakan teknologi backlight LED putih, dan 29 watt ketika akan dioperasikan. Monitor ThinkVision L2440x Wide juga bebas dari mercury dan arsenic, membuat lingkungan lebih aman untuk penggunaan di kantor dan ketika sudah tidak dipakai lagi.

Sedangkan untuk model ThinkVision L2240p Wide, L2440p Wide, dan L2440x Wide, telah mengalami 100 persen recyclable. Tak hanya itu juga ThinkVision menawarkan rasio kontras 1000:1.5 milisecond waktu respon, dan resolusi 1.920 x 1.200 piksel. Beberapa model monitor memiliki empat port USB berkecepatan tinggi, dan sebuah DisplayPort.

Monitor ThinkVision memiliki range dari USD 240, untuk tipe ThinkVision L1700p, dan USD 750 untuk ThinkVision L2440x Wide.Lenovo, telah bermain cukup lama di pasar PC Cina, membuat pesona secara internasional, ketika Lenovo diakuisisi oleh IBM pada bulan Mei 2005 untuk USD 1.25 miliar. Lenovo juga berencana untuk masuk ke pasar server global, baik untuk bisnis kecil atau menengah, dengan menyiapkan model ThinkServer, dengan beberapa processor Intel didalamnya.

baca selengkapnya...
0

Teknologi Hi-K dan Tin–Silver–Copper Solder (lead free) dalam Pembuatan Prosesor

Global warming dan isu lingkungan hidup lainnya, saat ini menjadi sebuah faktor atau telah merupakan sorotan utama terhadap semua riset yang dilakukan didunia ini. Sebuah teknologi baru diharapkan tidak hanya membawa sebuah inovasi dan peningkatan efisiensi, tetapi juga harus memiliki nilai tambah misalnya teknologi tersebut juga harus ramah lingkungan. Untuk itu Intel Corp. sebagai vendor prosesor terbesar di dunia juga sangat konsen terhadap permasalahan lingkungan hidup.

Dan saat ini Intel membuat sebuah inovasi baru, yaitu ditemukannya material Hi-K sebagai pengganti SiO2. Teknologi mikroprosesor baru dengan material Hi-K ini nilai konstanta dielektrik tinggi, dan bebas Pb (timbal). Konstanta dielektrik ini menjadi parameter dalam berbagai peralatan elektronik, terutama transistor. Semakin tinggi nilai K maka kapasitas transistor semakin besar. Sehingga ketika sedang off, arus yang masih keluar sangat sedikit sedangkan ketika sedang on, arus yang keluar sangat besar. Oleh karena itu, dengan material Hi-K maka kinerja prosesor akan semakin baik dan dapat lebih meningkatkan performa prosesor.

Karena timbal adalah salah satu logam berat dan material berbahaya yang dapat merugikan manusia dan merusak lingkungan hidup, maka Riset Intel Corp. didalam proses soldering pembuatan prosesor telah mengganti timbal menjadi tin–silver–copper solder (lead free). Adapun keunggulan dari tin–silver–copper solder (lead free) yaitu titik leburnya lebih tinggi dari timbal, sekitar 220o C dan juga ramah lingkungan. Oleh karena itu adanya teknologi tanpa Pb-free dan ditemukannya teknologi Hi-K maka selain dapat meningkatkan performa dari sebuah prosesor juga dapat ramah terhadap lingkungan.

baca selengkapnya...
0

Teknologi Dinamic Energy Saver (DES)

Salah satu upaya menciptakan teknologi untuk penghematan listrik terutama dalam pemakaian pada computer, maka telah muncul suatu tehnologi yang bernama teknologi Dinamic Energy Saver (DES). Teknologi ini dikeluarkan oleh Gigabyte. DES bekerja dengan memanfaatkan chip Intersiil di motherboard komputer untuk mengontrol penggunaan listrik agar disesuaikan dengan jenis pekerjaan dan aktivitas yang tengah kita lakukan.

Dalam teknologi DES ini kita dapat menghemat lisrik hingga mencapai 70%. Yang jika dikalkulasikan, penghematan rata-rata per satu unit komputer di kisaran US$ 45 – 55 pertahun. Fungsi DES adalah menurunkan konsumsi power procesor dengan mematikan sebagian phase power yang tidak dibutuhkan. Penghematan power sedikit berdampak bagi kemampuan procesor itu sendiri, tetapi dapat memaksimalkan kebutuhan power dengan pengaturan phase power yang perlu aktif saja. Misalnya dalam kondisi computer idle, phase power yang aktif hanya 4 buah dari 12 buah phase untuk tipe board DQ6. Ketika kebutuhan power meningkat maka phase lainnya akan terbuka sampai 8 buah, sementara 4 phase lainnya tetap diposisi stand-nya.

Telah dilakukan test terhadap 2 procesor berbeda. Untuk pemakaian power E8500 tanpa DES membutuhkan konsumsi power 162W dari total kebutuhan power listrik untuk sistem computer. Sedangkan dengan fitur DES hanya membutuhkan 146W. Artinya computer sudah dapat berhemat sampai 16W. E6600 juga mengalami penghematan, dari sistem computer tanpa mengaktifkan DES membutuhkan power 156.2W , sedangkan dengan DES menurun menjadi 147.4W. Adapun kelemahan yang muncul dari tehnologi DES itu sendiri yaitu dalam setting DES tidak berlaku bagi pemakaian overclock. Bila software DES menditeksi kecepatan abnormal dari procesor (seperti overclock), maka software akan menolak bekerja dan meminta dikembalikan pada kecepatan normal.

baca selengkapnya...
0

Teknologi Konversi Biomassa untuk energi alternatif

Dalam keadaan sekarang ini harga minyak dunia terus melambung tinggi bahkan sempat mencapai harga US$ 75/Barrel. Sungguh suatu harga yang sangat mahal jika harga tersebut diberlakukan dipasar Indonesia. Apabila suatu saat Indonesia menjual minyak sesuai dengan harga pasar international maka dapat dipastikan masyarakat Indonesia akan mengalami kesusahan karena ketidakmampuan masyarakat untuk membeli minyak.

Padahal sebenarnya Negara kita merupakan negara yang kaya akan sumber energi terbarukan. Berikut merupakan data potensi energi terbarukan di Indonesia. (Data DESDM : Kebijakan Pengembangan Energi Terbarukan dan Konservasi Energi Hijau 2003) : Energi biomasa meliputi kayu, limbah pertanian/perkebunan/hutan, komponen organik dari industri dan rumah tangga, kotoran hewan. Biomassa dikonversi menjadi energi dalam bentuk bahan bakar cair, gas, panas, dan listrik. Teknologi konversi biomassa menjadi bahan bakar padat, cair dan gas, antara lain teknologi pirolisa (bio-oil), esterifikasi (bio-diesel), teknologi fermentasi (bio-etanol), anaerobik digester (biogas).

Sebagaimana diketahui, biomasa terutama dalam bentuk kayu bakar dan limbah pertanian, merupakan sumber daya energi dunia yang tertua sebelum diganti dengan energi komersial seperti batu bara dan minyak bumi. Tapi pada saat ini negara-negara industri secara praktis tidak lagi mempergunakan energi-energi yang berasal dari biomasa. Pola energi dari negara-negara itu boleh dikatakan terdiri atas energi komersial.


Jika kita lihat Luas seluruh dunia adalah kira-kira 51 milyar ha yang terdiri dari 36 ha lautan, 1,5 ha tertutup es, dan wilayah daratan kurang lebih 14 ha. Dari jumlah daratan itu diperkirakan 45% merupakan padang pasir dan rawa-rawa, 30% terdiri atas hutan, 15% berupa tanah pertanian dan perkebunan, dan 10% berupa padang rumput. Menurut salah satu perkiraan teoretis, jumlah biomasa yang dihasilkan setahun oleh seluruh dunia mencapai 75 milyar ton atau ekuivalensi dengan 1.500 barrel minyak sehari. Dan diperkirakan juga bahwa pemakaian energi yang berasal dari biomasa, terutama pemanfaatan kayu bakar, limbah pertanian dan tinja hewan, mencapai 60% dari seluruh komsumsi energi. Sehingga dapat dikatakan energi biomasa itu merupakan energi alternatif untuk masa depan.
baca selengkapnya...
0

Teknologi Bangunan Hemat Energi dan Ramah Lingkungan

Rabu, 24 Desember 2008.
Salah satu pemberikan solusi terhadap isu pemanasan global adalah memadukan bangunan (rumah, gedung) yang hemat energi dan ramah lingkungan. Pembangunan bangunan yang hemat energi dan ramah lingkungan harus murah, mudah, dan berdampak luas. hal ini dapat dilakukan dengan pengembangan kota hijau (green city), properti hijau (green property), bangunan hijau (green building), kantor/sekolah hijau (green school/office), hingga pemakaian produk hijau (green product). Persentasi bangunan hijau juga haruslah mensyaratkan layout desain bangunan (10 persen), konsumsi dan pengelolaan air bersih (10 persen), pemenuhan energi listrik (30 persen), bahan bangunan (15 persen), kualitas udara dalam (20 persen), dan terobosan inovasi (teknologi, operasional) sebesar 15 persen.

Kemudian Skala bangunan dan proporsi ruang terbuka juga harus memerhatikan koefisien dasar bangunan (KDB) dan koefisien dasar hijau (KDH) yang berkisar 40-70 persen ruang terbangun berbanding 30-60 persen untuk ruang hijau. Atap-atap bangunan dikembangkan menjadi taman atap (roof garden) dan dinding dijalari tanaman rambat (green wall) agar suhu udara di luar dan dalam turun, pencemaran berkurang, dan ruang hijau bertambah. Selain itu ruang dalam bangunan diisi tanaman pot. Ruang hijau diolah menjadi kebun sayuran dan apotek hidup serta ditanami pohon buah-buahan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Idealnya, air hujan bisa diserap ke dalam tanah sebesar 30 persen.

Untuk mengurangi masalah tentang pemakaian air (reduce), penggunaan air haruslah untuk berbagai keperluan sekaligus (reuse), mendaur ulang buangan air bersih (recycle), dan mengisi kembali air tanah (recharge) dengan sumur resapan air (1 x 1 x 2 meter) atau lubang resapan biopori (10 sentimeter x 1 meter). Adapun juga cara mengolah budaya sampah yaitu bangunan harus menyediakan tempat pengolahan sampah mandiri sejak dari sumbernya.
baca selengkapnya...
 
AyoBaca ! © Copyright 2010 | Design By DwiKaendji |